Polres Trenggalek – Pelaksanaan BSP ( Bantuan Sosial Pangan ) dengan adanya pandemik sasaranya semakin banyak 4200 menjadi 5000 lebih belum nanti PKH dari 4000, belum lagi KPE yang program pemda untuk masyarakat yang terdampak covid-19. Hal itu dikatakan nara sumber Dr. Ratna Sulistyowati dari Kadinsos P3A Trenggalek dalam sosialisasi Saber Pungli di Kecamatan Pule yang dihadiri Kapolsek Pule Polres Trenggalek Iptu Sardono, S.H., pada Senin kemarin ( 3/8 ).
” Belum BST dari pusat dan ini dari propinsi 10 ribu untuk kabupaten trenggalek, dari sekian banyak bantuan ini dinsos kabupaten Trenggalek Tidak mampu mengawasi sendiri, alhamdulilah saber pungli membantu melakukan pemantauan agar berjalan sesuai aturan,” ucapnya kemarin.
Pelaksanaan bansos ( Bantuan Sosial ) sudah berjalan dari kemensos, PKH sasaran yang masuk dalam kemiskinan, ada yang protes yamg kaya masih dapat kenapa mereka masih dapat karena pendataan tiap tahun. Bisa saja kaya mendadak dan miskin mendadak, hal itu disampaikan nara sumber menanggapi permasalahan yang sering timbul berbarengan dengan distribusi bantuan sosial pada masyarakat.
Perbaiki basis data miskin sesuai hasil musyawarah desa, BSP langsung menunjuk BNI, untuk Kabupaten menunjuk BRI karena kebijakan kementrian bukan dari kabupaten.
Agen BNI menunjuk agen-agen penyaluran di lapangan baik BSP saat pandemik ini sebesar 200/KK yang sebelumnya Rp 100 ribu.
Permasalahan di lapangan salah satunya harga, harga di buat sembarangan itu tidak boleh, HET buat masy adalah yang tertinggi namun tidak lebih mahal dari pasar.
Setiap penyaluran harga di tampilkan sehingga siapapun dapat mengetahui dan harus di buatkan nota karena nanti di audit, ada beberapa perubahan kebijakan, kalau dulu pakai suplayer, kita pakai bulog mulai 2019 namun kualitas beras jelek sehingga banyak yang komplain, boleh mengambil beras di bulog namun harus dengan
Tepat kualitas, kuantitas, harga, sasaran, waktu.