Iptu Suraji, SH, MH : Dalam Menghadapi Pilkada Perlunya Sinergitas Antar Ulama dan Umara

by

Polres Trenggalek – Jum’at ( 09/02 ), Panggung politik pilkada tidak hanya menyuguhkan manuver politik tokoh dan partai politik, tetapi ulama atau kiai juga mengambil bagian dalam pesta demokrasi lima tahunan itu.Hal itu disampaikan Kapolsek Pule Polres Trenggalek Iptu Suraji, SH, MH saat kegiatan safari Jum’at dimasjid al qumaidi, dusun gugur, desa Pule, disampaikanya mengenai turut sertanya dalam menjaga situasi Kamtibmas peran dari ulama melalui Pilkada Jatim yang sebentar lagi digelar.

 

 

Partisipasi aktif ulama dalam panggung politik juga nenentukan karena secara politik peran ulama dinilai sangat potensial sebagai panutan dan rujukan masyarakat dalam menentukan pilihan, karena pengaruh memiliki masa tersebut para tokoh politik merangkul keberadaan ulama.

 

 

” Tapi yang perlu diwaspadai, mengingatkan agar publik tetap waspada karena akan banyak muncul orang yang mengaku kiai dalam momentum politik untuk kepentingan tertentu. Adapun kiai dalam pengertian umum adalah seorang yang memimpin pondok pesantren, memimpin kelompok keagamaan, atau figur terkenal dengan dakwahnya dalam mengajarkan agama Islam, ” kata Kapolsek Pule Polres Trenggalek Iptu Suraji dihadapkan jamaah.

 

 

Ulama termasuk katagori pemimpin yang di golongkan sebagai pemimpin nonformal. Ulama mengakar di masyarakat dan menjadi panutan karena keluasan ilmu, kepribadian serta keikhlasannya. Sebaliknya pemimpin
formal adalah para pejabat dan penguasa yang memiliki legalitas kekuasaan dan diberi amanah untuk mengatur dan memimpin masyarakat yang dalam istilah agama disebut umara.
Ulama dan umara mempunyai tugas dan tanggung jawab di hadapan Allah SWT, karena ilmu dan kekuasaan merupakan amanah Allah. Ilmu harus di gunakan dengan ikhlas dan jujur, kekuasaan harus dijalankan dengan benar dan adil, lanjut Kapolsek Pule Iptu Suraji, SH.

 

 

Islam dapat tegak dan berkembang dalam kehidupan masyarakat dan negara bila antara ulama dan umara (penguasa) saling menghormati dan menghargai serta bekerja sama dengan niat ikhlas untuk kebaikan umat seluruhnya. Para ulama harus di tempatkan pada posisi dan kedudukannya sebagai pembina umat.   Ulama mempunyai tugas utama melakukan Tafaqquh fid diin (memberikan pemahaman tentang agama) dan memberikan peringatan kepada masyarakat serta membimbing umat dengan petunjuk-petunjuk ilahiyah (ketuhanan).

 


Sumber : Polres Trenggalek

No More Posts Available.

No more pages to load.